Web Development

Memahami Bounce Rate Pada Website

Istilah bounce rate, mungkin adalah istilah yang sering didengar para digital marketer ataupun pelaku bisnis. Istilah ini memang berkaitan dengan digital marketing yaitu pemanfaatan website sebagai media promosi dan pemasaran. Angka bounce rate juga jadi tolak ukur apakah website bisnis sudah teroptimasi dengan baik atau belum. Itulah mengapa, memahami bounce rate pada website adalah suatu hal yang penting, baik bagi digital marketer ataupun pelaku bisnis.

Untuk bisa dapat memahami tentang bounce rate, berikut ini adalah ulasan lengkap terkait dengan bounce rate website.

Pengertian Bounce Rate

Bounce rate adalah metrik yang mengukur jumlah kunjungan di halaman website Anda, yang tidak diikuti aktivitas lanjutan setelahnya, misalnya mengklik bagian menu ataupun tautan lain di halaman website tersebut, dan pengunjung langsung meninggalkan atau keluar dari halaman website tersebut.

Bisa dikatakan, bounce rate adalah persentase pengunjung atau trafik yang datang ke situs web bisnis Anda, namun mereka langsung pergi dari halaman web tanpa membuka halaman lain ataupun melakukan interaksi di sana.

Perhitungan bounce rate ini menggunakan pembagian single page visit atau kunjungan halaman tunggal pada seluruh trafik atau kunjungan yang masuk. Jadi, bila website Anda mendapat total trafik sebesar 1000, dan 500 di antaranya merupakan single page visit, maka bounce rate Anda yaitu 50%.

Bounce rate yang tinggi akan menjadi tanda kalau Anda menerapkan strategi marketing yang salah pada website Anda. Sedangkan bounce rate yang bagus adalah yang memiliki persentase yang rendah, yang menandakan bahwa website Anda ‘menarik’ calon pelanggan untuk melakukan interaksi, action, bahkan pembelian. Itulah kenapa Anda harus memahami bounce rate dan bagaimana persentase yang baik untuk website Anda.

Baca Juga: Apa Beda Online Shop, Marketplace, & E-Commerce? Ini Jawabannya!

Fungsi Bounce Rate

Mengenal Bounce Rate Website

Bounce rate merupakan indikator bagi mesin pencari untuk mengukur serta menentukan popularitas dari keseluruhan website Anda. Bila bounce rate tinggi yang menandakan bahwa website Anda kurang relevan bagi pengunjung ataupun malah mungkin mereka tidak menemukan manfaat dari website Anda, yang akhirnya bisa membuat website Anda kehilangan popularitas di halaman penelurusan dari mesin pencari.

Bounce rate ini juga bisa dijadikan panduan dalam evaluasi performa website bisnis Anda, seperti kualitas dari konten di dalamnya, kecepatan loading, ataupun efektifitas dari riset keyword yang sudah Anda lakukan.

Penyebab Bounce Rate Tinggi

Penyebab Bounce Rate tinggi

Dalam memahami bounce rate, Anda juga harus memahami apa saja yang bisa menyebabkan bounce rate website bisa tinggi, yaitu:

Trafik berbayar atau berasal dari media sosial

Bounce rate bisa saja tinggi bila Anda mengambil presentase trafik yang tinggi dari media sosial ataupun iklan berbayar. Karena mereka cenderung akan sering keluar untuk kembali.

Pengunjung website hanya mencari informasi

Postingan blog umumnya memiliki bounce rate yang tinggi, sekalipun konten yang Anda buat sudah baik, namun orang cenderung hanya ingin mencari informasi saja. Setelah mereka mendapatkan informasi yang mereka cari, maka mereka akan langsung keluar dari blog tersebut, tanpa melakukan action lain.

Banyak pengguna seluler atau mobile

Pengunjung dengan menggunakan perangkat seluler cenderung menyebabkan banyak bounce rate. Bila website Anda mendapatkan presentase yang tinggi yang berasal dari pengguna perangkat seluler, maka ini dapat memengaruhi bounce rate website Anda.

Bisa dikatakan, tingkat bounce rate ini dapat bergantung dengan tujuan website Anda. Seringkali bounce rate bisa tinggi malah adalah pertanda baik, seperti yang terjadi pada blog. Karena ini jadi tanda bahwa pengunjung blog mendapatkan informasi dari blog Anda.

Walaupun Anda memahami bounce rate yang baik untuk blog atau website Anda seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Anda tentunya ingin pengunjung website menjelajahi halaman lain di website Anda. Agar pengunjung melakukannya, Anda dapat membuat tautan seperti ‘baca lebih lanjut’ atau apapun yang dapat membuat pembaca stay lebih lama di website Anda atau melakukan aktivitas lain di situs web Anda.

Namun, bila bounce rate yang tinggi di website e-commerce, bisa dikatakan sebagai hal yang buruk. Karena tujuan website e-commerce adalah memicu keterlibatan pengunjung, seperti mengklik barang di toko Anda dan melakukan pembelian. Dalam hal ini, para ahli menyebutkan kalau sebaiknya bounce rate e-commerce rata-rata harus di bawah 45% agar dapat dianggap baik. Sedangkan website non e-commerce, bounce rate yang dianggap baik adalah dengan rata-rata di bawah 60%.

Baca Juga: 7 Cara Ampuh untuk Meningkatkan Traffic Website yang Patut Anda Coba

Cara Melihat Bounce Rate Website

Anda juga harus tau dengan cara apa Anda dapat melakukan pengecekan bounce rate pada website bisnis Anda. Anda tidak perlu menghitungnya secara manual, karena Anda dapat menggunakan Google Analytics. Bila website Anda belum memiliki Google Analytics, Anda dapat memasangnya terlebih dulu.

Setelah itu, buka Google Analytics, klik Behavior, lalu pilih Overview. Pilih Dapatkan Ringkasan Bounce Rate Keseluruhan untuk mendapat rata-rata bounce rate untuk seluruh halaman di situs website atau blog Anda. Atau pilih Buka Laporan Bounce Rate Per Halaman untuk mendapat laporan bounce rate per halaman dengan buka menu Full Report.

Cara Menurunkan Bounce Rate

Menurunkan Bounce Rate

Jika Anda ingin memahami bounce rate, Anda juga harus paham bagaimana agar bounce rate yang didapat situs web Anda bisa baik. Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan:

1. Meningkatkan kualitas dari konten di website Anda

Walaupun ada pengunjung yang datang ke website Anda, namun belum tentu mereka membaca konten di website Anda hingga selesai. Meningkatkan kualitas konten Anda bisa jadi salah satu cara membuat pengunjung bertahan lama di website Anda, ataupun mencari tau yang lain di website tersebut.

Membuat konten yang berkualitas dibanding konten-konten lain yang ada di mesin pencari pun akan membuat pengunjung tidak beralih dari website Anda.

2. Memilih topik yang relevan

Bila situs web atau blog kepunyaan Anda mendapat trafik yang berasal dari keyword yang tidak berkaitan dengan produk ataupun jasa yang Anda tawarkan, maka bisa saja bounce rate website Anda akan tinggi.

Selain mencari keyword yang punya pencarian tertinggi, Anda juga harus pertimbangkan relevansi keyword dengan produk atau jasa bisnis Anda.

3. Menggunakan Pop Up yang tidak berlebihan

Terkadang banyaknya Pop Up yang muncul di sebuah website akan membuat pengunjung jadi terganggu, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan website Anda.

Anda boleh saja menggunakan Pop Up di website Anda, namun jangan berlebihan. Di mana Pop Up muncul terlalu sering di satu waktu.

4. Membuat konten yang sesuai dengan Search Intent

Maksudnya adalah, Anda bisa membuat konten yang sesuai ‘ekspektasi’ pencari. Karena, dengan mereka tidak menemukan apa yang mereka cari di website Anda, mereka akan meninggalkan website, dan mencarinya kembali di penelusuran mesin pencari. Bila konten Anda sesuai ekspektasi mereka, maka mereka akan terus membacanya hingga selesai.

Baca Juga: Cara Membuat Blog Profesional yang Sukses

5. Meningkatkan kecepatan website

Loading yang lambat adalah hal yang menyebalkan bagi para pengunjung website. Akhirnya mereka pun memutuskan berkunjung ke website lain yang loading-nya lebih cepat.

Dari beberapa hal tentang memahami bounce rate yang sudah disebutkan di atas, yang harus Anda garis bawahi adalah bounce rate ini hal yang penting Anda perhatikan. Karena ini adalah indikator yang bisa membuat website Anda optimal ataupun tidak. Anda pun harus memilih strategi yang tepat agar bounce rate website Anda bisa baik.

Mau punya website yang baik dan SEO friendly? Yuk bikin website di Buzzup.id, dapatkan tampilan website menarik dan cepat dengan harga terjangkau. Cek harga website disini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *