Istilah start up akhir-akhir ini memang semakin banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan. Tidak bisa dipungkiri jika kehadiran teknologi digital yang semakin maju juga turut mendorong perkembangan dunia start up di tanah air. Namun, kamu sendiri tahu tidak apa itu start up dan sejarah start up bisa muncul di dunia?
Meskipun euphoria start up semakin mendominasi di kalangan para pebisnis saat ini akan tetapi masih banyak orang yang belum paham betul loh tentang apa itu start up. Nah, jika kamu adalah salah satu orang yang masih belum paham tentang dunia start up, yuk berkenalan dengan seluk beluk dunia start up lewat artikel berikut.
Baca Juga: Menarik! Apa itu Start Up dan Bedanya dengan UMKM?
Apa Itu Start Up?
Jika melihat Wikipedia, start up diartikan sebagai perusahaan baru atau perusahaan yang belum beroperasi dengan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, start up juga sering disebut sebagai perusahaan rintisan. Namun, seiring perkembangan industri digital dan teknologi, makna dari istilah start up pun mulai mengalami perubahan arti.
Saat ini start up telah didefinisikan sebagai sebuah usaha yang baru berjalan dengan menerapkan inovasi teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Serta memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini menggunakan digitalisasi dalam memecahkan setiap solusi.
Terdapat banyak definisi mengenai apa itu startup. Tetapi secara garis besar, startup bsia diartikan sebagai suatu perusahaan baru dengan pertumbuhan yang cepat dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan mengembangkan produk-produk inovatif.
Meski bisa bergerak di bidang apa saja, suatu startup biasanya diasosiasikan dengan inovasi teknologi. Hal ini terjadi sejak pecahnya gelembung internet di akhir tahun 90an ketika banyak perusahaan berbasis teknologi ditemukan dan istilah startup menjadi populer dan banyak digunakan untuk merujuk perusahaan-perusahaan ini.
Sejarah Start up Pertama
Meski demikian, sebenarnya tidak tepat untuk mengasosiasikan pertumbuhan startup dengan gelembung dot-com. Meski pecahnya gelembung dot-com yang menginspirasi lahirnya banyak perusahaan berbasis teknologi dan mempopulerkan istilah startup, sebenarnya perusahaan startup pertama sendiri sudah ada sejak zaman yang jauh lebih lama.
Perusahaan-perusahaan startup pertama bisa dilacak kembali ke masa setelah great depression pada tahun 20/30an atau bahkan lebih lama dari itu. Perkembangan startup tidak lepas dari ekosistem bisnis di Silicon Valley. Banyak yang berpendapat bahwa startup pertama adalah perusahaan-perusahaan yang waktu itu mulai banyak bermunculan di Silicon Valley seperti misalnya, International Business Machines (IBM).
IBM ditemukan pada tahun 1911. Sejak saat itu, IBM berkembang menjadi perusahaan hardware, middleware, dan software besar di dunia. Dibandingkan dengan banyak perusahaan lain, waktu itu IBM sangat besar dan mengalami pertumbuhan pesat.
Setelah era IBM, kita tentu bisa dengan mudah menyebut merek-merek besar lain seperti Apple dan Microsoft. Atau contoh yang berikutnya adalah Google yang kehadirannya telah berhasil menciptakan pangsa pasar baru dan berkembang menjadi raksasa teknologi informasi seperti yang kita kenal sekarang.
Kehadiran Google
Google bisa menjadi contoh startup yang sempurna karena bukan hanya inovatif, tapi juga berhasil menciptakan pangsa pasar sendiri, dan menginspirasi makin banyak ide bisnis yang memanfaatkan perkembangan Google.
Demikian tadi penjelasan singkat mengenai startup dan sejarah berdirinya startup. Meski demikian, penjelasan di atas tidak bisa dijadikan sebagai acuan maupun rujukan fakta. Hal ini disebabkan karena banyaknya perbedaan pendapat mengenai sejarah start up dan kapan startup pertama berdiri.
Sementara itu, secara singkat bisa kita simpulkan kembali bahwa pecahnya gelembung dot-com bukan merupakan awal dari era startup. Meski demikian, masa-masa itu memang menjadi masa ketika istilah startup sendiri menjadi populer dan banyak digunakan.
Sebagian besar karena pada masa itu banyak perusahaan baru yang menerapkan model bisnis startup, yaitu perusahaan-perusahaan yang berbasis internet dan teknologi informasi. Sementara era startup yang sebenarnya masih menjadi perbincangan dan perdebatan di berbagai kalangan.
Baca Juga: Yuk, Kenalan Dengan Para Pemimpin Start Up Wanita Di Indonesia
Model Bisnis
Nah, sedangkan start up ini sendiri memiliki model bisnis yang jauh lebih kompleks. Selain tergolong sebagai jenis usaha yang baru dan belum ditemui oleh masyarakat pada umumnya, banyak start up yang juga belum teruji keberhasilannya. Maka tidak heran jika start up sering dijuluki pula sebagai tempat “bakar-bakar uang” karena sering tidak mendapatkan keuntungan di awal-awal berdirinya.
Salah satu contoh start up yang memiliki model bisnis baru dan belum teruji keberhasilannya di tengah pasar saat itu adalah Gojek. Bahkan, sejak awal berdirinya pun Gojek tidak mendapatkan keuntungan dan harus rela mengeluarkan banyak modal untuk promosi dan biaya operasional.
Kemudian, karena masih berstatus sebagai perusahan rintisan maka jumlah karyawan yang bekerja juga masih sangat sedikit. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar yang memang membuka lowongan karyawan besar-besaran. Tak hanya itu saja, start up juga cenderung merekrut karyawan dengan skill terbaik di bidangnya. Kebanyakan talent di dalam start up juga didominasi oleh para milenial yang melek dengan dunia digital dan teknologi. Tidak heran bila banyak anak muda yang tertarik untuk terjun langsung di perusahaan jenis start up.
Baca Juga: Besar dan Bonafit, 7 Daftar Perusahaan Keluarga Di Indonesia yang Masih Eksis
Perbedaan Start Up dan UMKM
Banyak yang masih menyamakan antara start up dan bisnis online maupun UKM atau Usaha Kecil dan Menengah padahal start up memiliki karakteristiknya sendiri. Pertama-tama mari membahas asal kata start up ini terlebih dahulu. Kata start up ini sendiri berasal dari bahasa Inggris yang merujuk kepada perusahaan yang masih baru dan belum lama beroperasi. Pada proses perkembangannya, start up masih mengalami fase penelitian dan uji coba untuk mendapatkan target pasarnya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa UKM atau Usaha Kecil dan Menengah memiliki perbedaan yang cukup kontras dengan start up. Meskipun seiring berjalannya waktu UKM mulai memiliki banyak kemiripan dengan start up hari ini akan tetapi pola pikir para founder start up untuk meningkatkan skalabilitas bisnisnya dengan cepat masih sangat jauh berbeda dengan UKM.
UKM pada umumnya juga jauh lebih fokus pada jenis bisnis yang telah teruji di pasaran dan telah banyak digunakan oleh masyarakat. Sebut saja bisnis makanan, pakaian, sepatu dan lain-lainnya.
Penutup
Sejarah kemunculan Start Up memang tidak terlepas dari kehadiran internet yang menjadi pemicunya. Beberapa tahun setelah internet booming, muncullah berbagai perusahaan berbasis teknologi, terutama di Amerika Serikat.
Sebagai perusahaan yang masih memiliki status sebagai perusahaan rintisan, kegagalan hingga kebangkrutan adalah hal yang sangat melekat dengan mereka. Memprediksi kesukesan hingga beberapa tahun ke depan bisa dibilang adalah hal yang sangat sia-sia. Bahkan sangat sedikit perusahaan rintisan yang mampu bertahan lama, jika mereka hanya tidak memiliki pasar.
Bisa diibaratkan dengan berapa banyak motor listrik yang bisa laku di tengah pasar yang sama sekali. Belum mengenal apa itu motor listrik dan kelebihannya dibandingkan kendaraan lain. Inilah kenapa start up disebut sebagai perusahaan yang berani gagal. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan konvensional yang telah memiliki sektor bisnis yang telah terbukti memiliki pasar. (Isthar & Rostina)