Di dunia digital marketing, mungkin istilah native advertising bukanlah suatu hal yang asing. Istilah yang juga dikenal dengan sebutan native ads ini bisa dibilang merupakan solusi bagi para pemasang iklan online untuk tetap bisa menarik audiens namun tanpa perlu membuat sebuah konten iklan yang ‘mengganggu’ bagi audiens.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan terkait native advertising, jenis-jenisnya, serta seberapa penting iklan seperti ini untuk bisnis Anda.
Pengertian Native Advertising
Native advestising adalah sebuah iklan berbayar yang ditampilkan dengan format yang sesuai dengan platform atau layout media yang digunakan, atau bisa dibilang ditampilkan serupa dengan konten yang ada pada media yang dipakai. Konten iklan ini pun bisa dikatakan punya tampilan yang tidak seperti iklan pada umumnya, namun disajikan seperti sebuah konten biasa saja.
Contoh native ads yang mungkin pernah Anda lihat di internet yaitu seperti ketika Anda melihat hasil penelurusan di Google, dan ada konten yang memiliki label “Ads” ataupun “Sponsored”. Iklan native ini juga akan sering Anda temui di media sosial.
Karena penyajiannya serupa dengan konten biasanya, seringkali iklan native ini sulit dikenali dan bercampur dengan konten biasa.
Baca Juga: Mengenal 12 Fitur Facebook Ads yang Bermanfaat Bagi Bisnis Anda
Seberapa Penting Native Advertising?
Native advertising ini bisa menawarkan kesempatan untuk lebih terhubung dengan audiens di media tempat iklan tersebut disajikan. Iklan native ini juga dapat dikatakan sebagai solusi bagi para pengiklan untuk membuat iklan yang tidak ‘mengganggu’ untuk para audiens atau bisa dibilang lebih user friendly. Selain itu, iklan seperti ini pun ternyata sangat efektif dalam menghasilkan Click Through-Rate (CTR) yang tinggi dan juga meningkatkan konversi (penjualan).
Jenis-Jenis Native Advertising
Ada beberapa jenis dari native advertising ini, yaitu:
1. Promoted listings
Jenis iklan native satu ini akan lebih sering Anda temui di situs-situs e-commerce. Iklan ini akan menampilkan produk-produk bersponsor yang ditempatkan sesuai kategori. Misalnya, ketika Anda sedang mencari produk gadget di e-commerce, nantinya di halaman tersebut pun akan muncul iklan produk gadget bersponsor. Inilah yang disebut dengan promoted listings.
Iklan ini dibuat agar produk yang diiklankan tersebut bisa menjadi lebih dikenal oleh pelanggan.
2. Paid search ads
Iklan seperti ini akan sering Anda temui pada halaman pencarian Google, di mana ada konten yang memiliki label “Ads” ataupun “Sponsored” ketika Anda mencari kata kunci tertentu. Inilah yang disebut paid search ads.
Konten dengan iklan ini umumnya akan muncul pada peringkat teratas dalam pencarian Google. Walaupun seringkali terlihat seperti konten biasa yang organik, namun Anda harus membayar ke Google untuk bisa menggunakan layanan beriklan seperti ini.
3. In-feed units
Konten-konten bersponsor yang biasanya sering ditemui pada landing page sebuah situs ataupun timeline media sosial, merupakan contoh in-feed units.
Jenis native advertising ini bisa dibilang yang paling user-friendly, karena iklan ditampilkan sesuai user experience di media yang dipakai.
4. In-ad with native elements
Anda akan sering menemui jenis iklan ini pada situs web. Di mana iklannya akan menyesuaikan situs web tempat beriklan. Sehingga iklannya tidak akan mengganggu tampilan layar pengguna ketika berselancar di internet.
5. Recommendation widgets
Jenis native ads berikutnya ini sering ditemui pada akhir artikel di suatu website. Ciri khasnya adalah adanya tulisan “Direkomendasikan untuk Anda”. Konten-konten yang direkomendasikan ini umumnya merupakan konten yang kemungkinan akan Anda sukai, karena biasanya berkaitan dengan sesuatu yang sedang Anda cari di artikel tersebut.
Strategi content marketing satu ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan brand serta meraih prospek yang lebih tinggi. Karena cara ini memudahkan untuk mendapat traffic dari website orang lain.
Baca Juga: Mengenal Cara Kerja Google Ads Untuk Pemula
6. Custom ad
Yang terakhir adalah custom ad, di mana iklan ini tidak selalu menyesuaikan dengan format tertentu. Misalnya, membuat filter baru untuk Instagram. Walaupun ini adalah media berbayar, namun tampilannya bisa menyesuaikan interface platform tersebut sehingga akan lebih ramah pada pengguna dan menjanjikan lebih banyak peluang untuk bisa dilihat lebih banyak pengguna internet.
Bisa dibilang native ads ini merupakan jenis iklan yang populer karena mampu memberi peluang besar untuk pengiklan agar lebih kreatif, dan dapat menyajikan iklan yang bisa dinikmati audiens.
Masih bingung dengan native ads tapi ingin memasang native ads? Tapi takut tidak optimal? Anda bisa menggunakan layanan Digital Ads dari Buzzup.id. Temukan harga menarik dengan hasil optimal berikut ini.