Di tahun 2020 lalu, melalui laman resminya, Google mengumumkan kalau mereka akan menggunakan faktor perangkingan terbaru, yaitu page experience atau pengalaman pengunjung saat mengakses sebuah halaman website. Sebelumnya, faktor perangkingan ini hanya berkaitan dengan teknis website dan juga konten di dalamnya. Nah, faktor-faktor tersebut dikenal juga dengan sebutan Core Web Vital. Bagi Anda yang memiliki website atau blog, mengenal Core Web Vital ini adalah hal yang penting.
Apa Itu Core Web Vital?
Core Web Vitals adalah kumpulan metrik atau faktor-faktor penting website yang digunakan Google sebagai alat ukur pengalaman pengguna di sebuah website.
Dulu, faktor core web vital ini fokusnya pada mobile friendly atau website yang ramah untuk pengguna seluler, safe browsing (HTTPS), no intrusive interstitial dan perlindungan data. Namun kemudian dilakukan pembaruan, dengan core web vitals ini, di mana pemilik website punya 3 aspek yang bisa digunakan dalam mengukur efektivitas halaman websitenya, yaitu kecepatan loading, interaktivitas elemen di halaman website dan juga stabilitas layout halaman.
Baca Juga: 7 Hal Ini Harus Anda Lakukan Setelah Website Selesai Dibuat
Indikator Core Web Vital
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada 3 indikator dari core web vitals ini, yaitu:
Largest Contentful Paint (LCP)
LCP ini berkaitan dengan kecepatan loading website. Yang bisa diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan elemen terbesar dalam halaman website untuk dimuat. Elemen ini tidak selalu gambar ataupun video, namun bisa juga teks panjang.
Jadi, LCP ini hanya fokus pada konten yang punya ukuran terbesar, yang muncul pertama kali saat halaman website diakses. Sehingga elemen-elemen lain yang berada di bawahnya tidak termasuk, sekalipun ukurannya besar.
LCP ini dibuat untuk menggantikan salah satu faktor yang dulu pernah digunakan Google yaitu First Contentful Paint (FCP), di mana FCP ini adalah elemen halaman website yang pertama kali dimuat sekalipun berukuran kecil.
LCP ditetapkan menggantikan FCP, karena Google menganggap bahwa FCP bukanlah indikator yang tepat untuk memberikan kesan loading website yang cepat. Sedangkan LCP, dengan kemunculannya di sebuah halaman website, memberikan kesan halaman website dimuat dengan lebih cepat.
Dalam mengenal core web vital, Anda juga harus tau cara untuk mendapatkan skor atau nilai yang baik. Untuk mendapatkan nilai yang baik dalam LCP, kecepatan loading elemen di website Anda harus kurang dari 2,5 detik. Bila kecepatan loading lebih dari itu, apalagi bila sudah lebih dari 4 detik, maka nilai LCP Anda akan buruk.
Anda dapat melakukan beberapa cara untuk meningkatkan nilai LCP, yaitu dengan mengoptimalkan file berukuran besar, membuat file JavaScript dan CSS yang lebih efisien. Meningkatkan kecepatan loading pada website Anda serta memperbaiki masalah rendering dari browser.
Baca Juga: Pengertian, Fungsi dan Rekomendasi CMS Website Terbaik Untuk Membuat Website
First Input Delay (FID)
FID ini berkaitan dengan interaktivitas elemen di sebuah halaman website. FID merupakan waktu yang diperlukan website untuk merespons interaksi pertama yang dilakukan oleh pengunjung. Seperti klik atau input, tapi bukan termasuk scroll ataupun zoom.
Walaupun FID diukur berdasar interaksi yang dilakukan pengunjung saat elemen di halaman website sudah dimuat, namun hal ini bisa dibilang tidak tepat. Karena interaksi pertama di halaman website bisa kapan saja terjadi. Inilah seringkali membuat nilai FID website menjadi buruk, ketika pengunjung tidak segera mengklik tombol ataupun menu di website Anda.
Untuk mendapat nilai yang baik untuk FID, pastikan interaksi pertama pada website Anda harus terjadi sebelum 100 milidetik. Solusi agar website Anda bisa mendapat nilai FID yang baik adalah dengan mengoptimalkan kinerja file JavaScript ataupun malah meminimalkan penggunaannya. Walaupun begitu, FID memang tergantung dari pengunjung website.
Cumulative Layout Shift (CLS)
CLS berkaitan dengan stabilitas dari visual website Anda. Di mana indikator ini mengukur banyaknya perubahan layout di halaman website yang terjadi ketika website dimuat.
Salah satu contoh website dengan nilai CLS yang buruk adalah ketika ada sebuah tombol yang ingin Anda klik saat seluruh halaman belum dimuat sepenuhnya, namun tombol tersebut terus bergeser ke bawah ketika Anda akan mengkliknya. Alasannya karena ada elemen lain yang terlambat dimuat.
Jika dalam website terdapat menu yang bisa disembunyikan atau di drop-down, perubahan tampilan website yang terjadi tidaklah dianggap sebagai faktor yang akan mengurangi nilai CLS.
Untuk mendapat nilai CLS yang baik, nilai minimal website Anda haruslah 0,1. Perhitungan skor CLS ini berasal dari dua variabel yaitu impact fraction dan juga distance fraction. Impact fraction merupakan angka yang menunjukkan dampak yang terjadi karena perpindahan layout di halaman website Anda. Sedangkan distance fraction merupakan jarak perpindahan elemen yang dibagi dengan dimensi terbesar (panjang/tinggi) dari layar.
Solusi agar nilai CLS website Anda bisa baik yaitu dengan menggunakan plugin lazy load untuk banner iklan yang terlambat dimuat, yang akan mengatur loading pada iklan, dan juga memastikan ukuran serta letak gambar menggunakan JavaScript.
Cara Melihat Nilai Core Web Vitals
Setelah mengenal Core Web Vital, Anda juga harus tau cara memeriksa nilai metrik-metrik yang sudah disebutkan sebelumnya. Ada beberapa tools yang bisa Anda gunakan yang akan menampilkan data perihal core web vitals yaitu PageSpeed Insights, Google Search Console, Chrome UX Report dan Chrome Web Vitals Extension.
Itulah beberapa hal tentang mengenal core web vital yang merupakan indikator penting untuk meningkatkan rangking dari website Anda di mesin pencari.