Digital Marketing

Penerapan Workflow Digital Marketing pada Bisnis

Workflow Digital Marketing

Sebuah perusahaan memerlukan alur kerja yang jelas untuk memastikan kinerja tim berjalan dengan lancar dan sesuai arahan. Begitu pun ketika akan memasarkan produk di media sosial, perlu adanya workflow digital marketing yang baik. Seperti namanya, workflow digital marketing merupakan sebuah rincian alur kerja yang sistematis untuk membuat konten digital.

Workflow digital marketing yang baik memudahkan tim berkreasi untuk menghasilkan konten dari awal produksi hingga dipublikasikan. Hal tersebut mencakup kegiatan mencari ide, merancang konsep, menjadwalkan publikasi di media sosial, serta menerbitkannya. 

Kenapa Harus Menerapkan Workflow?

workflow digital marketing
Ilustrasi | Foto: Unsplash

Seorang digital marketer akan menggunakan sosial media dalam memasarkan produknya. Setiap media sosial memiliki cara kerjanya masing-masing, contohnya Instagram dibuat untuk konten kumpulan foto dan video singkat.

Baca Juga: Ini Dia Pentingnya Digital Marketing Dalam Bisnis!

Melalui proses riset di dalam workflow digital marketing, kamu akan mengetahui algoritma setiap sosial media sehingga dapat menentukan sosial media yang akan digunakan. Selain itu, ada beberapa keuntungan lain yang bisa kamu dapatkan ketika menerapkan workflow digital marketing, yaitu:

1. Menerapkan Work Flow dapat Mempermudah Kolaborasi Tim

Dalam penerapan alur kerja terdapat pembagian jobdesk sehingga setiap anggota tim telah memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Dengan workflow digital marketing kamu tidak perlu lagi mengatur tugas secara manual dan mengkoordinasikan semuanya dari awal. 

Workflow digital marketing membuat alur kerja dalam pola yang dapat diikuti setiap saat sehingga memudahkan tim berkolaborasi. Maka, konten yang kreatif akan lebih mudah untuk dihasilkan.

2. Workflow Digital Marketing Juga Bisa Meningkatkan Kecepatan Kerja Tim

Dengan menerapkan workflow digital marketing proses produksi konten dapat direplikasi secara otomatis. Bagian pemasaran juga akan lebih mudah menilai kualitas konten melalui evaluasi konten yang dilakukan rutin. 

Dari evaluasi konten tersebut, bagian pemasaran dapat langsung melakukan improvisasi dan perubahan untuk konten selanjutnya. Sistem kerja seperti ini yang menjadikan kinerja konten marketing bisa terselesaikan dengan cepat.

3. Meningkatkan Ketepatan Kerja Tim

Pembagian kerja menjadikan setiap orang bertanggung jawab untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan selesai dengan benar. Selain itu, kesalahan dalam pekerjaan juga mudah untuk ditelusuri dengan melihat tahapan pada alur kerja.

Bagaimana Alur Workflow Digital Marketing?

Alur Workflow Digital Marketing
Ilustrasi | Foto: Unsplash

Sebelum memulai tahapan kerja kamu harus memastikan media sosial yang ingin kamu gunakan dengan menentukan sasaran pembaca, menentukan jenis konten yang akan dibuat, serta fitur yang kamu butuhkan. Selanjutnya kamu bisa mengikuti langkah berikut ini:

Dimulai dengan Melakukan Content Ideation

Tahap awal yang perlu kamu lakukan adalah menyusun ide konten. Buatlah konten yang tidak hanya unik, tapi juga tepat sasaran dan dibutuhkan oleh pembaca. Dalam menentukan ide konten kamu harus melakukan riset pasar terlebih dahulu. 

Perbanyak informasi mengenai ketertarikan pembaca. Kamu bisa menemukan ide konten dari topik-topik yang sedang viral atau memiliki jumlah pencarian tertinggi di google. Ada sejumlah platform yang bisa membantu kamu dalam menyusun ide konten, seperti google analytics, buzzsumo, dan ubersuggest.

Sebagai tips, buatlah konten utama yang bisa dipecah menjadi beberapa konten di sosial media kamu nanti. Penting untuk membuat konten yang konsisten karena sajian konten akan mencirikan identitas produk maupun perusahaan. 

Tahap Berikutnya Ialah Content Creation

Setelah ide konten telah tersusun, maka kamu bisa langsung membuat konten. Tahapan ini memerlukan kreativitas dan peninjauan ulang konten. Agar mempermudah penulisan konten rangkailah terlebih dahulu kerangka konten dan tentukan tujuan konten.

Kemudian tulislah konten menggunakan bahasa khas agar hasil konten berbeda dari yang lain. Tulislah konten yang berfokus pada satu tema agar pembaca tidak bingung dengan produk yang kamu tawarkan.

Setelah selesai menulis, periksa kembali penulisan kontenmu. Pastikan penulisan tiap katanya telah sesuai dengan aturan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk konten yang dipublikasi dalam media blog, kamu bisa menerapkan penulisan dengan metode Search Engine Optimization (SEO).

Konten yang SEO friendly mencantumkan kata kunci pada judul, paragraf pembuka, dan di setiap sub judul konten. Dengan mencantumkan banyak kata kunci pada tulisan akan meningkatkan peluang konten berada di posisi teratas pada mesin pencarian.

Baca Juga: Tips Memaksimalkan Google Trend Untuk Kebutuhan Bisnis

Menyusun Jadwal Publikasi

Tahap yang tak kalah penting, susunlah jadwal dari awal mengembangkan ide konten hingga publikasinya. Di tahap publikasi, buatlah tema konten yang berurutan agar pembahasannya tidak loncat-loncat. 

Agar konten yang kamu publikasikan dilihat oleh banyak orang, pastikan untuk mengunggahnya pada saat traffic sosial media tinggi. Umumnya cara tersebut hanya khusus digunakan untuk sosial media Instagram. Biasanya konten akan dipublikasi saat jam makan siang pada pukul 12.00 dan malam hari pada pukul 19.00.

Buat Desain

Lantaran kamu akan memasarkan konten di sosial media, maka estetika menjadi poin yang sangat penting. Buatlah desain yang enak dilihat sehingga pembaca betah untuk berlama-lama melihat kontenmu.

Selain mementingkan estetika, perhatikan juga kenyamanan pembaca dalam melihat konten. Gunakan ukuran tulisan yang tidak terlalu kecil serta tidak terlalu besar. Tak lupa juga untuk menggunakan warna, bentuk desain, dan tulisan yang selaras dengan ide konten. 

Tutup Workflow Digital dengan Menganalisis Perkembangan

Setelah konten dipublikasi, lakukan analisis mengenai perkembangan konten. Lihatlah seberapa banyak impresi dan jangkauan konten. Semakin besar nilainya berarti kontenmu telah berhasil menjangkau banyak pengguna.

Perhatikan juga jumlah interaksi konten seperti like, share, comment. Banyaknya jumlah interaksi merupakan peluang agar kontenmu dilihat oleh banyak pengguna. Jumlah interaksi bisa menjadi patokan untuk konten yang paling diminati oleh pembaca. Setidaknya lakukan analisis perkembangan setiap sebulan sekali.

Keahlian yang Dibutuhkan

Bagaimana Alur Kerja Digital Marketing
Ilustrasi | Foto: Unsplash

Kelima alur workflow digital marketing dapat berjalan optimal jika diisi oleh orang-orang yang berkompeten. Keahlian yang paling utama adalah memahami penggunaan sosial media. Selain itu, berikut ini keahlian yang harus dimiliki:

Social Media Strategist

Merupakan orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai perkembangan media sosial. Tugas utama dari bagian ini biasanya, mencari ide, membuat campaign, menganalisis report, dan berkolaborasi dengan tim.

Graphic Designer

Merupakan seseorang dengan kemampuan desain konten. Tugasnya tak lain dan tak bukan adalah merubah rancangan konten menjadi produk yang siap dipublikasikan. Biasanya seorang graphic designer harus memiliki penguasaan terhadap aplikasi desain tertentu. 

Copywriter

Salah satu teknik merangkai kata-kata menjadi tulisan yang menarik. Media penggunaan copywriting tidak hanya pada tulisan, tapi juga dalam bentuk audio dan video. Biasanya keahlian ini digunakan untuk kepentingan komersial, seperti iklan pada website, televisi, dan majalah.

Marketing Manager

Seorang yang bertanggung jawab terhadap produk yang dipasarkan. Marketing manager harus memiliki keahlian memimpin, mengkoordinasi, memonitor kegiatan pemasaran.

Baca Juga: 3 Pilar Utama Dalam Proses Pemasaran Digital

Analytics Specialist

Seseorang dengan kemampuan untuk mengolah data pada sosial media untuk membantu proses pemasaran perusahaan. Biasanya seorang analytics specialist juga harus memiliki keahlian dalam memahami bahasa pemrograman. 

Nah, itu tadi workflow digital marketing yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan pemasaran. Jangan lupa untuk membuat workflow yang serinci dan sejelas mungkin agar bisa diikuti oleh seluruh anggota tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *